Aku Ingin Sajak Cinta
mungkin pada suatu malam, kekasihku
akan kurasakan bagaimana menyukai
sajak yang berembus dari gemerlap nafasmu
sajak yang hendak mengepungku
merontokkon daun-daun keraguan
di mana malaikat merusak kebun ingatanku
memetik buah kesedihan dari pohonnya
cinta melepas pakaiannya untuk cinta
cinta melepas pakaiannya untuk puisi
cinta melepas pakaiannya untuk
mendoakan tubuh impian
jangan terburu-buru oh, cinta
yang melarikan diri dari tanah gelandangan
aku tak ingin malam ini menjadi terang
sebelum puisiku merampungkan semua sihirnya
di gelasku
mantra puisi
semua kata-kata haus
cahaya igauanku
puisi, kekasihku
agama bagi cinta
dan aku nabinya
di atas pohon keinginan
kudendangkan mantra-mantra
kudendangkan mimpi-mimpi air
aku ini air khayali
dituang dari lautan ilahi
akan kubuka jendela bibirmu
dengan tetes madu yang jatuh dari jiwaku
kulihat diriku impian
yang diimpi-impikan puisi
yang ditenun mantra-mantra air
pada nafas cahaya ilahi
yang bersembunyi di balik air
akan kupancing impian yang terkurung itu
dan kutenun menjadi mantra suci
Munir Mezyed, adalah penyair kelahiran Palestina yang diaspora ke Rumania, sajak-sajak di atas diterjemahkan langsung dari salah satu buku puisinya yang berbahasa arab; al-Sihr al-Mu’attaq bi nâr al-‘Isyq, puisinya eksistensialis, ia disebut sebagai satu-satunya pionir dalam pembaharu puisi modern.